Selamat Datang Di Dunia Virtual
Peri itu kelelahan mengepakan waktu dan senyum bohongnya yang habis memudar tergores angin. Dan lekang tersapu mentari. Kian kemari mencari bercak-bercak kebahagian yang tersisa namun tak kunjung di temui. Matanya mulai sayup ingin di pejamkan lalu kelamaan tak tertahan dan terlelap. Peri itu bermimpi dan terjaga untuk menceritakannya pada apa yang paling ia percayai. Yaaa… secarik kertas yang di tuangkan dengan tinta biru. Tangannya yang mungil mewakili benda yang mengeluarkan tinta itu menari-nari di atas kertas… “aku bermimpi… Aku berada di sebuah dunia, yang tak nyata. Yang tak terlalu di lihat dan di perhatikan oleh manusia-manusia yang terlalu menjunjung tinggi nilai kesibukan, derajat, pangkat dan jabatan. Ada dunia di balik nyata itu. Sebuah dunia virtual yang memiliki beribu senyum, beribu makna dan bahagia yang terselubung. Disana aku menemui banyak senyuman dari seseorang seperti ku. Yang lari dari kemunafikan dunia, karena lelah terkikis air mata. Disana banyak