Kepadamu Yang Baru Saja Menghampiri

Dear You…

Hai kamu yang baru saja menghampiri, aku tengah menatapi langit maghrib dan menghirup baunya yang khas dengan sisa-sisa warna lembayung yang tipis mengakhiri senja dan berganti menjadi langit hitam. Mengingat renyah tawa yang pernah kita lewati. Ku kira ku terlambat mengenalmu, mengapa tidak sejak dulu? Entah… mungkin Tuhan memiliki alasan tersendiri.

Kau baru saja menghampiri, aku pun begitu dan kita tau itu. Kenangan kita masih belum banyak. Bagai kanvas kosong. Setengah pun belum terisi. Namun, Hari demi hari gerak tawa itu semakin banyak. Renyah sekali tuk di nikmati. Kenangan mulai berserakan dimana-mana. Aku tak pernah berfikir untuk melupakannya.

Terkadang aku tersenyum sendiri menatapi langit2 kamar sebelum mata ini terlelap menjadi mimpi. Betapa lucunya cara hati menghadirkan kehangatan jika awan gelap mendominasi dan menitipkan hujan kepada dunia yang terdapat kita di bawahnya. Segalanya menjadi hangat sejenak ketika sela-sela jariku terisi oleh mu dan tergenggam hangat.


Aku ingin kau untuk tetap tinggal disini. jika kau berjanji untuk tetap disini, di sisiku. Aku berjanji untuk tidak akan pernah pergi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

makalah kritik dan esai

Review Jusz Spray

Sayap-Sayap Patah (Kahlil Gibran)