Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2015

Dari Seseorang Aku Belajar

Hidup itu berputar, dari mencari, menemukan, melupakan melupakan. Dan seperti itu lagi, seperti itu lagi. Yang pasti itu tidak ada, dan tak akan pernah ada. Hidup itu palsu, baik itu perih, maupun bahagia. Bahagia yang paling sakit itu adalah bahagia yang di buat-buat, bukan di rasakan. Bahagia yang paling pedih itu adalah bahagia yang di hadirkan berupa tawa yang hanya sekedar menghentikan air mata dan menutupi perih. Dari seseorang aku belajar, hidup itu kejam. Hidup ini mampu mengubah seseorang menjadi tidak peduli, anarkis, jahat, dan brengsek. Dari seseorang aku belajar. Hidup itu hanya sekedar hidup, tidak perlu menggunakan hati. yang katanya organ tubuh kecil yang menjadi indra perasa dalam tanda kutip itu tidak perlu di gunakan, jika di gunakan, yang ada hanya mati. Terima kasih atas pelajaran dan pengalaman yang kau beri.

Suatu Hari Nanti

Ingat tidak pernah ada aku yang sepenuh hati menyayangi? Tapi di abaikan, tapi di sia-siakan, tapi di buang. Aku berdalih kepada Tuhan dan meyakinkan diriku bahwa suatu hari nanti akan ada raga yang benar-benar datang dan menetap, bukan singgah sepertimu yang menghampiri lalu pergi mninggalkanku di tengah reruntuhan perasaan. Yakinkan diri bahwa suatu hari nanti akan ada jiwa yang menyayangi, mempedulikan, dan merasakan kehadiranku seperti aku dulu melakukannya hanya untukmu seperti aku dulu menginginkanmu untuk ada disini. Meyakinkan diri bahwa suatu hari nanti akan ada yang mengambil posisimu, dia yang benar-benar menginginkanku, dan dia yang tak lagi menghadirkan luka yang setidaknya bisa mengakhiri segalanya tanpa perih di hati. Aku hanya bisa meyakini hati ini bahwa aka nada orang yang mengambilnya secara utuh tanpa retak setelah hibernasi sekin lama. Tidak seperti dahulu, setelah kau pulihkan, lalu kau hempaskan lagi. Segala air mataku akan pergi, bebas mengudara, te

Pemilik Rindu

Selamat malam sekeping rindu yang masih betah bersemayam di hati. Aku masih belum memberitahu pemilik rinduku bahwa aku merasakan hal kecil ini. Dengan mengatasnamakan kebahagiaan yang pernah ia beri, aku hanya mampu berdoa, aku hanya mampu mengganggu Tuhan agar memajangkan kuping pemilik rinduku untuk mendegar semua resah, semua rindu, semua do’a dan semua harap. Rindu ya? lalu apa yang dapat ku perbuat? Memberitau dia sang pemilik rindu? Paling hanya pengabaian yang ku dapat. Mengkhayalkanmu untuk ada disisiku? Ayolah… aku masih bisa melakukan hal yang lebih masuk akal daripada itu. Tidak perlulah engkau tau berapa banyak air mata yang mengaliri pipi saat aku terbawa dalam kenangan tentangmu. Rindu itu hanyalah hal biasa, sedikit kesibukan akan mampu mengobatinya, sibuk berdoa misalnya. Itu adalah caraku memperhatikanmu dengan sangat rahasia. Kapan aku bisa berhenti mengganggu tuhan karena selalu merapal namamu? Entah telah Berapa bosankah ia mendengar aku meneriaka