Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2013

Suara Rindu

Kepadamu sang pemilik rindu yang selama ini ku pendam Aku punya sebuah rangkaian kata tanpa nada Sebuah puisi yang tercipta dari sebuah kehilangan Yang di peruntukan untuk kepada sepercik perasaan Yang menggenggam asa tanpa terpandang Jiwa yang telah lama pergi kini memanggil-manggil Dari sebuah melodi berjudul simfoni hitam Sebuah melodi yang tak pernah berhenti ku perdengarkan Kepada mata hati dan kuping ini Suara-suara rindu yang berkecamuk memanggilku dari kejauhan sana Rasa sakit kehilangan setelah kau pergi meninggalkan perasaanku Membuatku terus bernyanyi-nyanyi dan menari Di antara lingkaran-lingkaran kenangan Mengundangku tuk bimbang harus mengungkapkan Atau tetap memendamnya lebih dalam lagi By : Litha Raeska Rafius

Ingat Tidak ?

Hai kamu ! Ingat aku, tidak ? Ingat pada buku berwarna hitam yang ku beri nama blackbook itu, tidak? Ingat senyumku ketika bersamamu, tidak? Ingat binar mataku ketika bersamamu, tidak? Ingat kertas yang kita lipat-lipat siang itu, tidak? Ingat restoran yang kita datangi sabtu itu, tidak? Ingat menu-menu yang kita pesan satu sama lain September itu tidak? Ingat baju yang ku kenakan pada 14 september itu, tidak? Ingat kalimat-kalimat yang kau ucapkan hari itu, tidak? Ingat air mata tersembunyiku yang jatuh siang itu, tidak? Ingat tempat dimana kau mengantarkanku sore itu, tidak? Ingat taman kecil yang sering kita duduki menunggu ayahku datang menjemput, tidak? Ingat kapan tawa terakhir kita, tidak? Ingat perasaanku, tidak? Ingat kepingan hati yang rapuh ini, tidak? Ingat perasaanku yang kau tinggalkan itu, tidak?  By : litha Raeska Rafius

Orang Yang Sama

Sampai kapan aku harus menangisi orang yang sama ? Sampai kapan aku harus tertuntut lemah oleh orang yang sama? Sampai kapan ingatanku terus terbelengu dan tak musnah dari orang yang sama? Sampai kapan hati ini aka selalu menghadap keada orang yang sama? Perasaan yang tak terhargai ini masih bertahan demi dia, demi orang yang sama. Meski hanya air mata dan luka, jika itu darinya, dari orang yang sama  ku merasa menerimanya saja tanpa alasan. Entah ini tulus atau bodoh Aku dan hati ini sendiri tidak mampu membedakannya. By : Litha Raeska Rafius

Isurugi Noe

Gambar
Isurugi Noe , aku belajar banyak darimu, meski kau bukan tokoh nyata , tapi aku pernah membuka frekuensi khayalanku tentang mu, aku kagum padamu yang tegar, padamu yang kuat dan kokoh bernyanyi ketika perasaanmu di tinggalkan oleh seseorang yang kau sayangi. “shinchinoru no kokoro no sokko ni mo… Yuasa Hiromi” artinya “shinchinoru, di dalam hatinya ada Yuasa Hiromi” Begitu nyanyianmu ketika perasaanmu di tinggalkan, aku mengagumi kekuatan dan tegarmu, kau tidak pernah menangis. Aku ingat ketika kakak mu berkata “ia berbeda, maka dari itu banyak yang mengatainya” Aku rasa yang 1 itu cocok denganku, aku berbeda, maka dari itu banyak yang mengataiku, aku tau dan aku sadar aku berbeda, tapi aku tidak sekuat dan setegar hatimu Noe. Aku masih sering menangis di malam hari, namun tidak ada satupun yang berada disini bersamaku ketika aku menangis. Mungkin karena air matamu telah di bawa pergi oleh orang yang paling kau sayangi sebelumnya. Aku tidak ingin ada orang yan

Air Mata

Aku ingin berhenti menangis, aku ingin ada seseorang yang membawa pergi air mataku, seperti Isurugi Noe, salah satu tokoh anime True Tears , air matanya di bawa pergi oleh neneknya, orang yang sangat ia cintai, dan orang yang paling berharga untuknya, neneknya membawa pergi air matanya ketika ia pergi untuk selamanya dan takkan kembali. “setelah ini, aku ingin jalan-jalan ke langit, begitu waktunya tiba air mata mu akan aku bawa ketika aku pergi nanti, tapi hanya air mata orang yang sangat-sangat kau sayangi yang dapat kau ambil, maupun kau berikan” Begitulah yang di katakan neneknya pada Isurugi Noe. Lalu , siapa yang akan mau membawa pergi air mataku? Aku ingin ada orang yang begitu menyayangiku membawa pergi air mataku, tapi, aku tidak ingin ia membawa pergi dengan catatan ia pergi untuk selamanya. Mungkin lebih tepatnya aku ingin ada orang yang mau membuang air mataku, bukan membawa pergi bersamanya. By : Litha Raeska Rafius

Jauh

Hey , sekarang aku disini, kamu disana, gak nyangka ya sekarang kita jauh-jauhan kayak gini, dulu kita selalu bareng-bareng , kalo ada apa-apa pasti sharing satu sama lain. Sekarang beda , tapi ingatan ini gak akan pernah beda, kenangan itu gak bakal pernah hilang, diri ini gak akan pernah berubah, hati ini akan tetap memandang lurus ke depan. Memang jauh, tapi jika hati ini dekat, apa yang di takutkan ? Kepingan kenangan itu tidak tertinggal, masih disini, di hati dan pikiran ini, aku membawanya pergi bersamaku. Tapi mugkin ada yang tertinggal dengan momen yang sama, tertinggal disana, di tempat kau berada, di ingatanmu, kita memiliki ingatan masing-masing, bukan ? lalu tentu saja masing-masing kita memiliki satu dari setiap waktu yang pernah kita lalui. Walau kita bukan beda Negara, hanya beda pulau, tetap saja itu jarak, namun apalah arti sebuah jarak jika kita masih dapat melihat matahari, dan bulan yang sama ? :’) Hey, jika aku menangisimu dari kejauhan disini,