Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2013

Untitled

Sekarang, hari ini ..  aku masih berada disini, dan aku akan pergi untuk belajar, dan meninggalkan segala sesuatu yang ada disini, bagaimana oksigen disini, sejuknya disini, bagaimana aku bernafas disini, dan yang terpenting, aku akan meninggalkan seluruh manusia yang ada disini. dan mulai berada di sebuah tempat dimana aku belajar. Setelah berada di tempat itu, tentunya aku masih bernafas dengan cara yang sama, hanya saja aku pasti akan merindukan bagaimana aku menghirup udara di tempat ini. Malam pun tiba, sebuah malam yang semakin dekat dimana aku akan meninggalkan kamar biru ini, aku ingin menangis, tidak tau mengapa, mungkin karena aku akan pergi. Lalu jika aku bisa ingin menangis tanpa alasan, tentu aku memiliki banyak alasan untuk tersenyum. Satu yang harus ku ingat dan ku genggam adalah, aku pergi bukan karena apa-apa kecuali kembali dengan membawa masa depan, ketika cengkramanku melemah, seharusnya aku tau aku berada di jalan yang benar dan aku pun akan di bant

Sabtu, 21 September 2013

Sedikit cerita waktu malam-malam pulang dari rumah saudara bareng mama, jadi si mama bawa mobil, sampai di persimpangan jalan sih baik-baik aja , udah masuk simpang , jalan gelap, Cuma lampu rumah sama lampu mobil yang ada. Kemudian, kita melihat sesuatu menyebrang, lalu thata ini teriak histeris “maaa !! awas ke tabrak” Dan pada akhirnya memang benar ketabrak, lalu thata tambah histeris dan mengeluarkan beberapa asumsi yang aneh : Yang pertama : “ihh mama koq di tabrak? Gimana kalo dia itu ibunya pergi cari makan buat anaknya, terus anaknya udah nunggu di rumah dengan laparnya, tapi ibunya gak jadi datang karena ketabrak” Yang kedua : “gimana kalo itu abangnya? Pulang dari cari makan , adeknya sakit jadi Adeknya lagi nunggu mau dinner di rumah ?” Yang ketiga : “gimana kalo itu papanya lagi cari nafkah buat keluarganya, trus sekarang papanya mati ketabrak” Yang terakhir : “gimana kalo dia mau pergi pacaran, trus pacarnya udah nunggu , eh gak taunya p

Lemahku, Tangisku

Berharap indah di akhir cerita tapi hanya sebuah kepastian yang lumayan tidak membahagiakan yang ku dapat, jika ada kata “lumayan” berarti ada sisi lain yang berlawanan , yaa… setidak-tidaknya aku masih memiliki arti dalam hidupnya, meskipun tak sedalam yang ku rasa dan ku harapkan Aku bukanlah orang yang sanggup melawan perasaan, tapi aku mencoba melawannya karena aku malu pada umurku sendiri yang bisa terbilang dewasa, meskipun terkadang aku masih bertingkah seperti anak-anak, tapi umurku sudah menunjukkan bahwa seharusnya aku bisa bersikap lebih dewasa lagi. Aku mencoba untuk tidak meneteskan air mata di depanmu, aku menahannya tapi mungkin kau mengetahuinya karena aku menggenggam sebilah tisu dan mengambilnya berulang-ulang. Aku tidak mau memperlihatkan diriku menangis, dalam artian jika aku menangis artinya aku sakit, dan aku tidak mau ada orang yang tau bahwa aku sakit, terutama memperlihatkan siapa yang menyakitiku. bukan merasa takut kehilangan di kemudian ha

Homesick

Dinginya mulai terasa ketika aku membayangkan bagaimana nanti aku pergi, jauh dari rumah dan melakukan segala sesuatunya sendiri. Mulai kebayang sebuah hal bernama “homesick” hhmmm, ngomong-ngomong homesick, apaa yaa ? Homesick itu terdiri dari 2 kata yaitu home dan sick, kalo home = rumah , kalo sick = sakit Jadi homesick itu rumah sakit ?? *ehh salah, ngaco ni ngaco* Jadi homesick itu apa yaa ?? gini nih , homesick ini sebuah perasaan dimana kita kangen banget sama rumah atau kampung halaman, baik itu rumah, orang tua, teman dan “someone” mungkin  --“  hehehehe… juga kangen sama rutinitas-rutinitas yang biasa kita lakuin di kampung halaman dan gak bisa kita lakuin di daerah rantau , adapun hal yang bisa kita lakuin di daerah rantau, mungkin gak bakal sama rasanya dengan yang kita lakuin di kampung halaman. Dan dengan aktivitas dan pergaulan yang ada di rantau juga kadang kita merasa gak cocok sama kepribadian kita. Orang homesick itu kayak apaa yaa ? yang pucat pa

Crazy Little Thing

      Setiap kegiatan di kebanyakan hariku, aku akhiri dengan menulis pada sebuah teknologi bernama laptop dengan kata lain lebih tepatnya mengetik, bukan menulis, terserah tentang apa saja yang dapat membuat semua isi hatiku tercurahkan.       Hari-hari mulai terasa berbeda sejak aku suka menuang isi hatiku kemari, merasa lebih ada yang mendengarkanku karena pada dasarnya aku tidak terlalu suka berbagi apa yang aku rasakan, dengan bahasa lain aku sedikit tertutup.       Memiliki blog sama halnya seperti memiliki sebuah perusahaan penerbit buku, hanya saja pada sebuah benda elektronik, dan aku bebas menerbitkan apa saja.       Tidak henti-hentinya aku melakukan ini semua, sepertinya aku suka menuangkan segalanya dalam aplikasi ini, Tetapi entah mengapa, setiap aku membaca ulang ketikan-ketikan itu, aku mendapati adanya tentangmu. Sepertinya kau telah menjelma perlahan di hidupku, merasuki otakku, mengendap diam-diam di hatiku, dan aku mulai menuangkannya pada bidang yang

Menjelang Kepergianku

sejak kedatanganku , aku selalu menghitung hari-hari dimana aku harus pergi dan mulai merindukanmu lagi, berharap aku bisa menunda kepergianku. Walaupun mungkin tak selamanya, tetap saja itu di sebut pergi, hanya saja kemungkinan aku akan kembali suatu saat nanti. Berbicara masalah kepergian, setiap hari aku menandai di kalender berapa lama lagi waktu yang tersisa untuk dapat tetap berada disini, berharap Tuhan dapat menambambah waktu agar aku bisa berada disini lebih lama lagi Kepergian itu tidak lama lagi, aku membayangkan bagaimana rasanya jauh dari rumah, dari orangtua, teman-teman yang ada disini, dan KAU . Menjelang hari kepergian itu datang, aku selalu berusaha mengetuk pintu hati Tuhan agar berbaik hati bisa membuatmu meluangkan waktu untukku , sebagai tanda kepergianku. Jika di akhir hari dimana hari kepergianku datang aku harus mengucapkan selamat tinggal, aku lebih baik tidak mengucapkan apa-apa, karena dengan kalimat itu berarti tidak akan bertemu lagi, jik

Menulis

Ada hal yang tak dapat kau ungkapkan dengan kata-kata, cobalah untuk mengungkapkannya dengan menulis, walaupun orang yang di maksud tidak dapat mendengarmu, setidak-tidaknya kau telah mencoba mengungkapkannya dan bisa merasa lebih baik Jika ada harapanmu yang belum kau selesaikan, tulislah di secarik kertas, dan ketika kau membuka halaman tersebut, kau akan tau mana harapan yang akan kau kerjakan terlebih dahulu. jika ada hal yang bisa kau lakukan hari ini untuk harapan tersebut, lakukanlah, sehingga esok kau akan melakukan apa yang tidak bisa kau lakukan hari ini, dan jangan lupa untuk menandai harapan mana yang telah kau selesaikan. Menulis itu seperti kau merangkai sebuah harapan satu-persatu untuk mencapainya, semua daftar keinginanmu bisa kau tulis, jika suatu saat kau pergi nanti, dan seseorang membaca tulisanmu, ia tau bahwa kau selalu berharap dan tak pernah berhenti, dan bila ia melihat tanda harapan yang telah terselesaikan, ia tau bahwa kau selalu mencoba untuk me

Rasa Ini

Hari-hari sebelumnya mungkin hanya Tuhan dan aku yang tau tentang rasa ini, tapi aku berharap kau bisa tau, dengan alasan sederhana aku tak ingin ada rasa yang di pendam, hal yang di pendam itu seperti sesuatu yang menyesakan dada, terutama ketika berada di dekat orang yang di maksud, menurut seorang penulis puisi bernama Kahlil Gibran “tidak ada cinta yang tak terungkapkan, kecuali oleh orang-orang yang terlalu mencintai dirinya sendiri” yaa pikir-pikir dia kan juga manusia biasa, jadi gak semua omongannya itu bener, tapi pikir-pikir lagi, ada benernya juga. Ada sebuah hari dimana kau telah mengetahui rasa ini, aku harap rasa ini tidak akan menjadi jarak di antara kita, berharap kita masih mampu bercanda seperti sebelumnya, hanya saja, sejak hari itu kita masih belum bertemu sampai saat ini Akan ada hari dimana aku akan pergi, sebelum itu terjadi aku masih sering saja bertanya-tanya, apakah kau takkan melupakanku? Atau sebaliknya? apakah kau akan menyesali kepergianku atau m