Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2013

Suara Hati

Gambar
tersentakku di kesunyian malam terasa suara hati menggelegarkan tubuhku kepalaku terhuyung mengikuti raga yang terhanyut benakku mulai menterjemaahkan rasa haus... akan kepedulianmu serasa ingin di katakan bahwa aku ada rasa yang mengundang jiwa tuk memohon merangkai kata demi kata menjadi pinta mengeja abjad satu persatu menjadi mantra merangkul do'a tanpa lupa merapal namamu memeluk kau dan do'a menjadi satu andai bisa kau menerjemaahkan luka sungguh yang terdapat hanya prahara bathin dari jiwa yang tak pernah di kata ada dari raga yang tak terhargai hingga keluh kesah yang mengharuskanku tabah kuat untuk menjalani hidup bukan hanya sekedar bertahan By : Litha Raeska Rafius

itu aku !

Gambar
Telah datang gelap terkafani sepi Terdengar bisikan dalam hatiku yang penuh makna Mendayu , sedih mengundang isakan dalam jiwa Turun gumpalan air menuruni pipi Ku dengar hai semakin meronta Bercerita tentang kesia-siaan raga yang ada Berkisah tentang keterabaian jiwa Hingga dalam hening semua terkapar Ahhh ... Nadiku mulai menyeruak penuh emosi Terhantam oleh debu lautan di tengah kutub utara Menghadapi semua tingkahmu, kepedulianmu Yang tak pernah ada . Andai aku mampu mengangkasa Kan pergi saja aku mencari keabadian Kan ku nanti saja kau disana jika kau mau Lihat saja  yang berkerudung biru jika kau datang Itu aku ! By : Litha Raeska Rafius

Tangis tanpa suara

Gambar
Malam itu berubah jadi tangis seketika siang berlalu Sepi kembali menghujam membawaku ke alam sepi Menguasai di antara belukar-belukar dinginnya sunyi Tanpa orang untuk berbagi, tanpamu selalu Meski suara siang tak memihak purnamaku Namun ada tangis nan senantiasa menguak malam Tanpa memandang waktu nan berdetak Helai demi helai detik gugur atas siang dan malam Gelap, gersang , sunyi , hanya tangis Tanpa suara . By : Litha Raeska Rafius

teruntukmu puisi ku

Gambar
Tahukah kau mata ini berbinar ketika bertemu denganmu? Sadarkah kau hati ini menguak dengan penuh air mata? Aku melolong perih karena ingin pedulimu Betapapun aku menghadiri selisik senyum Kau masih menguasai semua bayangmu Ingin rasanya perlahan ku menjauh Tanpa ada harap, tanpa ada rasa, tanpa ada kau lagi Tanpa ada rasa teracuhkan olehmu lagi Dan tanpa ada rasa terpecundangi lagi Namun masih belum kering rasanya aku mengeja Merangkai kata demi kata Melontarkan sebuah puisi nan tertoreh untukmu Yang ku yakin akan kau takkan pernah mengerti Puisi ini untukmu.

pergi saja tanpaku !

Gambar
Aku coba paparkan seulas senyuman di tiap detik hanya Karena tak ingin dikenali dalam artian itu kesedihanku mengapa ? karena betapapun perihnya aku takkan ada yang peduli mungkin aku tak terlalu penting hingga belum ada yang mampu mengerti sakitku terkecuali Tuhanku . Ia mengerti semua nyeriku yang mengitari seluruh nuansa jangan pernah kau coba mengusap dadaku tak usah coba menyentuh lukaku tak usah sok memperbaiki ku. Aku tidak rusak, hanya sakit Hanya Tuhan yang tau gigilku Susun saja bekal masa depanmu Tanpaku !

Maafkan ku Tuhanku

Gambar
betapa  nikmatnya cinta-Mu Ya Tuhan mengalahkan ribuan air yang turun dari langit berjuta helaan nafas-Mu Ya Tuha menghidupi paru-paruku tanpa dana yang tertuntut miliaran loter darah dari-Mu Ya Tuhan mengalir dalam nuansa tubuhku tiada daya yang mampu ku buat tuk membalas tiap karunia-Mu bahkan tertinggal pun kau masih olehku maafkanku yang tak jauh dari kesempurnaan akhlak telah Kau bawa aku sejauh ini Tuhan sudah Kau hidupi aku selama ini Tuhan tak pernah Kau tinggalkan aku sungguh sempurna kebodohanku mengabaikan-Mu bahkan bagai bangkai dunia aku tanpa-Mu Tuhan mengapa perlu aku melupakan-Mu ? tidak lagi Tuhan, mohon maafku Tuhan aku kan terjaga meski terlelap untuk mengingat-Mu Tuhanku By : Litha Raeska Rafius