makalah kritik dan esai

BAB I
Pendahuluan

A.     Latar Belakang Masalah
Menulis adalah suatu kegiatan yang tidak mungkin bisa 
dipisahkan dari para mahasiswa, khususnya saat perkuliahan. Baik dalam menulis laporan praktikum, makalah, tugas akhir, kritik,  esai dan sebagainya, mahasiswa dituntut untuk menuliskannya dengan baik dan benar. Namun pada kenyataannya, tidak semua mahasiswa memiliki pemahaman yang baik akan hal tersebut.
Mengapa saya bisa mengatakan demikian? Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat karya ilmiah mahasiswa salah satunya yang berupa kritik dan esai. Kebanyakan strukturnya kurang teratur dan pembahasannya tidak terpaku pada satu topik. Selain itu, biasanya mahasiswa tidak menyertakan fakta-fakta yang mendukung opini mereka dalam esai tersebut. Hal-hal inilah yang masih luput dari pembuatan esai di kalangan para mahasiswa.
Oleh karena itu, untuk memperdalam pengetahuan dan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam kegiatan menulis karya ilmiah khususnya esai, diperlukan pembahasan lebih dalam mengenai esai, baik dari segi ciri, bentuk, kiat serta langkah penulisannya. Permasalahan–permasalahan tersebut di atas akan menjadi bahan bahasan dalam makalah Bahasa Indonesia yang berjudul “Kritik dan Esai” ini.

B.      Rumusan Masalah
1)      Pengertian kritik
2)      Ciri-ciri kritik
3)      Jenis-jenis kritik berdasarkan penerapannya
4)      Jenis-jenis Sastra Berdasarkan Cara Kerja Kritikus
5)      Prinsip-prinsip Penulisan Kritik
6)      Hal-hal Penting dalam Membuat Kritik
7)      Pengertian Esai
8)      Sejarah Esai
9)      Tipe-tipe Esai
10)  Ciri-ciri Esai
11)  Prinsip-prinsip Penulisan Esai
12)  Struktur Sebuah Esai
13)  Langkah-langkah membuat Esai


C.      Tujuan
a.       Menjelaskan mengenai ciri dari kritik dan esai
b.      Menjelaskan mengenai bentuk–bentuk dari kritik dan esai
c.       Menjelaskan mengenai bahasa yang benar dalam pembuatan kritik dan esai
d.      Menjelaskan mengenai kiat dan praktik dari penulisan kritik dan esai

BAB II
PEMBAHASAN

a.    Pengertian Kritik
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1997 : 531 ), disebutkan kritik adalah kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap sesuatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya. Selain itu, menurut Sutopo (2011) kritik merupakan analisis secara langsung dengan mempertimbangkan baik buruknya suatu karya, penerangan, dan penghakiman karya. Kritik meliputi tiga bidang, yaitu teori dan sejarah.

b.   Ciri-ciri Kritik
1)      Bertujuan menilai karya.
2)      Penilaian didasarkan pada kriteria tertentu.
3)      Mengungkapkan kelebihan dan kekurangan karya yang dikritik.
4)      Terdapat kesimpulan penilaian kritikus terhadap karya yang dikritik.

c.    Jenis-jenis Kritik Berdasarkan Penerapannya
1)      Kritik induktif adalah kritik dengan memperhatikan unsur-unsur yang ada di dalam karya.
2)      Kritik judisial adalah kritik kritik yang menganalisis dan menerangkan efek-efek karya berdasarkan permasalahannya, oraganisasinya, teknik, serta gaya kepenulisannya. Kritik ini atas dasar standar umum tentang kehebatan dan kebiasaan.
3)      Kritik Impresionik adalah kritik yang berusaha menggambarkan sifat khusus dalam sebuah karya serta mengekspresikan tanggapan kritikus yang ditimbulkan secara langsung oleh karya tersebut.

d.   Jenis-jenis Sastra Berdasarkan Cara Kerja Kritikus
1)      Kritik impresionistik adalah kritik yang berupa kesan-kesan pribadi secara subjektif terhadap sebuah karya, di sini selera pribadi amat berperan. Padahal selera pribadi itu berubah-ubah setiap saat sesuai dengan perkembangan kepribadian orang itu.
2)      Kritik penghakiman adalah kritik yang bekerja secara deduksi dengan berpegang teguh pada ukuran-ukuran tertentu, untuk menetapkan apakah  sebuah karya itu baik atau tidak.
3)      Kritik teknis adalah kritik yang bertujuan menunjukan kelemahan-kelemahan tertentu dari sebuah karya agar pengarangnya dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan dikemudian hari.

e.    Prinsip-prinsip Penulisan Kritik
1)      penulis harus secara terbuka mengemukakan dari sisi mana ia menilai karya sastra tersebut
2)      penulis harus objektif dalam menilai
3)      penulis harus menyertakan bukti dari teks yang dikritiknya

f.     Hal-hal Penting dalam Membuat Kritik
1)      Memiliki pengetahuan tentang teori
2)      Memiliki pengetahuan tentang sejarah
3)      Memiliki pengalaman dalam menganalisis karya
4)      Memiliki kemampuan mengapresiasi karya

g.    Pengertian Esai
Esai adalah jenis tulisan prosa yang menguraikan masalah dalam bidang kesusastraan, kesenian, kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan filsafat berdasarkan pengamatan, pengupasan, penafsiran dengan mengemukakan gagasan dan wawasan pengarangnya sendiri. Dalam esai pengarang melontarkan suatu sudut pandangan tertentu, sikap pribadi membawakan penemuannya sendiri dan mendekati bahan subjek dengan sistematika urian yang teratur. Esai merupakan ungkapan pribadi penulis terhadap suatu fakta (Sutopo, 2011).

h.   Sejarah Esai
Esai mulai dikenal pada tahun 1500-an dimana seorang filsuf Perancis, Montaigne, menulis sebuah buku yang mencantumkan beberapa anekdot dan observasinya. Buku pertamanya ini diterbitkan pada tahun 1580 yang berjudul Essais yang berarti attempts atau usaha. Montaigne menulis beberapa cerita dalam buku ini dan menyatakan bahwa bukunya diterbitkan berdasarkan pendapat pribadinya. Esai ini, berdasarkan pengakuan Montaigne, bertujuan mengekspresikan pandangannya tentang kehidupan.
Lalu bagaimana pengertian esai menurut Montaigne? Montaigne menuliskan sikap dan pandangannya mengenai esai melalui deskripsi-deskripsinya yang tersirat, sahaja, rendah hati tetapi jernih dalam sebuah kata pengantar bukunya: “Pembaca, ini sebuah buku yang jujur. Anda diperingatkan semenjak awal bahwa dalam buku ini telah saya tetapkan suatu tujuan yang bersifat kekeluargaan dan pribadi. Tidak terpikir oleh saya bahwa buku ini harus bermanfaat untuk anda atau harus memuliakan diri saya. Maksud itu berada di luar kemampuan saya. Buku ini saya persembahkan kepada para kerabat dan handai taulan agar dapat mereka manfaatkan secara pribadi sehingga ketika saya tidak lagi berada di tengah-tengah mereka (suatu hal yang pasti segera mereka alami), dapatlah mereka temukan di dalamnya beberapa sifat dari kebiasaan dan rasa humor saya, dan mudah-mudahan, dengan cara itu, pengetahuan yang telah mereka peroleh tentang diri saya tetap awet dan selalu hidup” (dari “To The Reader”).
Kemudian, pada tahun 1600-an, Sir Francis Bacon menjadi Esais Inggris pertama. Bukunya berjudul Essay. Bentuk, panjang, kejelasan, dan ritme kalimat dari esai ini menjadi standar bagi esais-esais sesudahnya. Ada beberapa esai yang formal, dan ada beberapa esai lain yang bersifat informal. Bentuk esai informal lebih mudah ditulis karena lebih bersifat personal, jenaka, dengan bentuk yang bergaya, struktur yang tidak terlalu formal, dan bertutur. Bentuk esai formal lebih sering dipergunakan oleh para pelajar, mahasiswa dan peneliti untuk mengerjakan tugas-tugasnya. Formal esai dibedakan dari tujuannya yang lebih serius, berbobot, logis dan lebih panjang.
Di Indonesia bentuk esai dipopulerkan oleh HB Jassin melalui tinjauan-tinjauannya mengenai karya-karya sastra Indonesia yang kemudian dibukukan (sebanyak empat jilid) dengan judul Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esei (1985), tapi Jassin tidak bisa menerangjelaskan rumusan esai.

i.          Tipe-tipe Esai
Ada enam tipe esai menurut Sugianti (2011), yaitu:
1)      Esai deskriptif. Esai jenis ini dapat meluliskan subjek atau objek apa saja yang dapat menarik perhatian pengarang. Ia bisa mendeskripsikan sebuah rumah, sepatu, tempat rekreasi dan sebagainya.
2)      Esai tajuk. Esai jenis ini dapat dilihat dalam surat kabar dan majalah. Esai ini mempunyai satu fungsi khusus, yaitu menggambarkan pandangan dan sikap surat kabar/majalah tersebut terhadap satu topik dan isyu dalam masyarakat. Dengan Esai tajuk, surat kabar tersebut membentuk opini pembaca. Tajuk surat kabar tidak perlu disertai dengan nama penulis.
3)      Esai cukilan watak. Esai ini memperbolehkan seorang penulis membeberkan beberapa segi dari kehidupan individual seseorang kepada para pembaca. Lewat cukilan watak itu pembaca dapat mengetahui sikap penulis terhadap tipe pribadi yang dibeberkan. Disini penulis tidak menuliskan biografi. Ia hanya memilih bagian-bagian yang utama dari kehidupan dan watak pribadi tersebut.
4)      Esai pribadi, hampir sama dengan esai cukilan watak. Akan tetapi esai pribadi ditulis sendiri oleh pribadi tersebut tentang dirinya sendiri. Penulis akan menyatakan “Saya adalah saya. Saya akan menceritakan kepada saudara hidup saya dan pandangan saya tentang hidup”. Ia membuka tabir tentang dirinya sendiri.
5)      Esai reflektif. Esai reflektif ditulis secara formal dengan nada serius. Penulis mengungkapkan dengan dalam, sungguh-sungguh, dan hati-hati beberapa topik yang penting berhubungan dengan hidup, misalnya kematian, politik, pendidikan, dan hakikat manusiawi. Esai ini ditujukan kepada para cendekiawan.
6)      Esai kritik. Dalam esai kritik penulis memusatkan diri pada uraian tentang seni, misalnya, lukisan, tarian, pahat, patung, teater, kesusasteraan. Esai kritik bisa ditulis tentang seni tradisional, pekerjaan seorang seniman pada masa lampau, tentang seni kontemporer. Esai ini membangkitkan kesadaran pembaca tentang pikiran dan perasaan penulis tentang karya seni. Kritik yang menyangkut karya sastra disebut kritik sastra.

j.     Ciri-ciri Esai
1)      Berbentuk prosa, artinya dalam bentuk komunikasi biasa, menghindarkan penggunaan bahasa dan ungkapan figuratif.
2)      Singkat, maksudnya dapat dibaca dengan santai dalam waktu dua jam.
3)      Memiliki gaya pembeda. Seorang penulis esai yang baik akan membawa ciri dan gaya yang khas, yang membedakan tulisannya dengan gaya penulis lain.
4)      Selalu tidak utuh, artinya penulis memilih segi-segi yang penting dan menarik dari objek dan subjek yang hendak ditulis. Penulis memilih aspek tertentu saja untuk disampaikan kepada para pembaca.
5)      Memenuhi keutuhan penulisan. Walaupun esai adalah tulisan yang tidak utuh, namun harus memiliki kesatuan, dan memenuhi syarat-syarat penulisan, mulai dari pendahuluan, pengembangan sampai ke pengakhiran. Di dalamnya terdapat koherensi dan kesimpulan yang logis. Penulis harus mengemukakan argumennya dan tidak membiarkan pembaca tergantung di awang-awang.
6)      Mempunyai nada pribadi atau bersifat personal, yang membedakan esai dengan jenis karya sastra yang lain adalah ciri personal. Ciri personal dalam penulisan esai adalah pengungkapan penulis sendiri tentang kediriannya, pandangannya, sikapnya, pikirannya, dan dugaannya kepada pembaca.

k.   Prinsip-prinsip Penulisan Esai
1)      Penulis dapat memilih topik yang akan dibahas
2)      Pengungkapan pendapat harus didukung oleh data ilmiah
3)      Penulis harus menyertakan argumen yang tepat

l.      Struktur Sebuah Esai
Menurut Sugianti (2011) pada dasarnya, sebuah esai terbagi minimum dalam lima paragraph. Paragraf pertama, dalam paragraf ini penulis memperkenalkan topik yang akan dikemukakan, berikut esainya. Esai ini harus dikemukakan dalam kalimat yang singkat dan jelas, sedapat mungkin pada kalimat pertama. Selanjutnya pembaca diperkenalkan pada tiga paragraf berikutnya yang mengembangkan esai tersebut dalam beberapa sub topik. Paragraf Kedua sampai kelima. Ketiga paragraf ini disebut tubuh dari sebuah esai yang memiliki struktur yang sama. Kalimat pendukung esai dan argumen-argumennya dituliskan sebagai analisa dengan melihat relevansi dan relasinya dengan masing-masing sub topik. Paragraf Kelima (terakhir). Paragraf kelima merupakan paragraf kesimpulan. Tuliskan kembali esai dan sub topik yang telah dibahas dalam paragraf kedua sampai kelima sebagai sebuah sinesai untuk meyakinkan pembaca.

m.  Langkah-langkah membuat Esai
1)      Tentukan topik Bila topik telah ditentukan, anda mungkin tidak lagi memiliki kebebasan untuk memilih. Namun demikian, bukan berarti anda siap untuk menuju langkah berikutnya.
Pikirkan terlebih dahulu tipe naskah yang akan anda tulis. Apakah berupa tinjauan umum, atau analisis topik secara khusus? Jika hanya merupakan tinjauan umum, anda dapat langsung menuju ke langkah berikutnya. Tapi bila anda ingin melakukan analisis khusus, topik anda harus benar-benar spesifik. Jika topik masih terlalu umum, anda dapat mempersempit topik anda. Sebagai contoh, bila topik tentang “Indonesia” adalah satu topik yang masih sangat umum. Jika tujuan anda menulis sebuah gambaran umum (overview), maka topik ini sudah tepat. Namun bila anda ingin membuat analisis singkat, anda dapat mempersempit topik ini menjadi “Kekayaan Budaya Indonesia” atau “Situasi Politik di Indonesia”. Setelah anda yakin akan apa yang anda tulis, anda bisa melanjutkan ke langkah berikutnya. Bila topik belum ditentukan, maka tugas anda jauh lebih berat. Di sisi lain, sebenarnya anda memiliki kebebasan memilih topik yang anda sukai, sehingga biasanya membuat esai anda jauh lebih kuat dan berkarakter.
2)      Tentukan Tujuan. Tentukan terlebih dahulu tujuan esai yang akan anda tulis. Apakah untuk meyakinkan orang agar mempercayai apa yang anda percayai? Menjelaskan bagaimana melakukan hal-hal tertentu? Mendidik pembaca tentang seseorang, ide, tempat atau sesuatu? Apapun topik yang anda pilih, harus sesuai dengan tujuannya.
3)      Tuliskan Minat Anda. Jika anda telah menetapkan tujuan esai anda, tuliskan beberapa subyek yang menarik minat anda. Semakin banyak subyek yang anda tulis, akan semakin baik. Jika anda memiliki masalah dalam menemukan subyek yang anda minati, coba lihat di sekeliling anda. Adakah hal-hal yang menarik di sekitar anda? Pikirkan hidup anda? Apa yang anda lakukan? Mungkin ada beberapa yang menarik untuk dijadikan topik. Jangan mengevaluasi subyek-subyek tersebut, tuliskan saja segala sesuatu yang terlintas di kepala.
4)      Evaluasi Potensial Topik . Jika telah ada bebearpa topik yang pantas, pertimbangkan masing-masing topik tersebut. Jika tujuannya mendidik, anda harus mengerti benar tentang topik yang dimaksud. Jika tujuannya meyakinkan, maka topik tersebut harus benar-benar menggairahkan. Yang paling penting, berapa banyak ide-ide yang anda miliki untuk topik yang anda pilih.
5)      Sebelum anda meneruskan ke langkah berikutnya, lihatlah lagi bentuk naskah yang anda tulis. Sama halnya dengan kasus dimana topik anda telah ditentukan, anda juga perlu memikirkan bentuk naskah yang anda tulis.
6)      Buatlah outline atau garis besar ide-ide anda. Tujuan dari pembuatan outline adalah meletakkan ide-ide tentang topik anda dalam naskah dalam sebuah format yang terorganisir.
-          Mulailah dengang menulis topik anda di bagian atas
-          Tuliskan angka romawi I, II, III di sebelah kiri halaman tersebut, dengan jarak yang cukup lebar diantaranya
-          Tuliskan garis besar ide anda tentang topik yang anda maksud: jika anda mencoba meyakinkan, berikan argumentasi terbaik, jika anda menjelaskan satu proses, tuliskan langkah-langkahnya sehingga dapat dipahami pembaca, jika anda mencoba menginformasikan sesuatu, jelaskan kategori utama dari informasi tersebut
-          Pada masing-masing romawi, tuliskan A, B, dan C menurun di sis kiri halaman tersebut. Tuliskan fakta atau informasi yang mendukung ide utama
-          Tuliskan esai anda dalam kalimat yang singkat dan jelas. Suatu pernyataan esai mencerminkan isi esai dan poin penting yang akan disampaikan oleh pengarangnya. Anda telah menentukan topik dari esai anda, sekarang anda harus melihat kembali outline yang telah anda buat, dan memutuskan poin penting apa yang akan anda buat. Pernyataan esai anda terdiri dari dua bagian. Bagian pertama menyatakan topik. Contoh: Budaya Indonesia, Korupsi di Indonesia. Bagian kedua menyatakan poin-poin dari esai anda. Contoh: memiliki kekayaan yang luar biasa, memerlukan waktu yang panjang untuk memberantasnya, dst.
-          Tuliskan tubuh esai anda: Mulailah dengan poin-poin penting kemudian buatlah beberapa sub topik dan kembangkan sub topik yang telah anda buat
Bagian ini merupakan bagian paling menyenangkan dari penulisan sebuah esai. Anda dapat menjelaskan, menggambarkan dan memberikan argumentasi dengan lengkap untuk topik yang telah anda pilih. Masing-masing ide penting yang anda tuliskan pada outline akan menjadi satu paragraf dari tubuh esai anda.
-          Buatlah paragraf pertama (pendahuluan)
-           Tuliskan kesimpulan. Kesimpulan merupakan rangkuman dari poin-poin yang telah anda kemukakan dan memberikan perspektif akhir anda kepada pembaca. Tuliskan dalam tiga atau empat kalimat (namun jangan menulis ulang sama persis seperti dalam tubuh esai di atas) yang menggambarkan pendapat dan perasaan anda tentang topik yang dibahas. Anda dapat menggunakan anekdot untuk menutup esai anda.
-          Berikan sentuhan terakhir

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Untuk membuat sebuah karangan ilmiah khususnya kritik maupun esai, kita harus memiliki pemahaman yang baik mengenai pengertian, ciri, bentuk–bentuk, kebahasaan, kiat serta langkah penulisan yang runtut agar esai yang dibuat dapat memiliki struktur yang baik dan benar.

B.     Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini, para pembaca dapat membuat esai dengn baik dan benar. Selain itu, saran dan kritik dari para pembaca juga sangat dibutuhkan demi perkembangan bahasan makalah ini selanjutnya


DAFTAR PUSTAKA

Sugianto. 2011. “Esai dan Kritik Sastra” (http://sugikmaut.blog.com) diakses tanggal 11 Januari 2013.

Sutopo, Buwarni. 2011. “Kiritk dan Esai” (http://www.slideshare.net/buwarnisutopo/kritik-dan-esai) diakses tanggal 11 Januari 2013.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Jusz Spray

Sayap-Sayap Patah (Kahlil Gibran)