Something
hari itu , aku masih ingat
betul apa yang di kenakan dari masing-masih kita.
Seandainya saja aku tidak
memilih kelas temanku yang bernama Rena itu untuk di tumpangi, mungkin tak akan
menemui mu, mungkin tak akan mengenalmu, lebih jauh lagi, mungkin tak akan
menyayangimu dengan lebih. Mungkin bukan kamu orangnya.
Seandainya saja waktu dari
sebelumnya saat itu aku tidak membuat keributan dengan temanku yang satunya
lagi di kelasnya, mungkin aku masih di izinkan menumpang oleh guru yang
memegang kelasnya, tapi apa ? aku malah menumpang di kelas temanku bernamakan
Rena itu. Mungkin itu cara Tuhan menemukan ku denganmu. Tuhan tentu memiliki
alasan mengapa kita bertemu, mungkin tuk berpisah dak tak bersatu.
Berjalan dan terus berjalan ,
mungkin hampir setahun, aku pergi dari kota itu , meski masih tetap
berkomunikasi, tetap saja jarang. Dan kau sudah tau apa yang sebenarnya isi
dari hati ini. dan aku sadar, terkadang yang dekat itu tak terjangkau. lalu , apa benar dekat ?
Kurang lebih 5 bulan mungkin
telah berlalu, tapi aku ? masih saja tersangkut disana. Sepulangnya aku ke kota
asalku itu. Perasaanku seperti mendatangi hati yang tertinggal. Ziarah… menuju
hati yang termakamkan disana.
Kau tak mengerti apa itu luka
karena kau tak akan pernah menjadi apa yang adalah aku. Dan kau tau ? rindu ini
masih saja nyaman bersemayam di hati yang teruntukmu.
Kepadamu sang penyayat luka
yang selama ini ku rindukan, perasaan perempuan ini masih belum berubah, masih
seperti saat terakhir kali kau mengetahuinya. Masih menyayangimu dengan lebih!
By : Litha Raeska Rafius
Komentar