Pemilik Rindu


Selamat malam sekeping rindu yang masih betah bersemayam di hati. Aku masih belum memberitahu pemilik rinduku bahwa aku merasakan hal kecil ini.
Dengan mengatasnamakan kebahagiaan yang pernah ia beri, aku hanya mampu berdoa, aku hanya mampu mengganggu Tuhan agar memajangkan kuping pemilik rinduku untuk mendegar semua resah, semua rindu, semua do’a dan semua harap.


Rindu ya? lalu apa yang dapat ku perbuat? Memberitau dia sang pemilik rindu? Paling hanya pengabaian yang ku dapat. Mengkhayalkanmu untuk ada disisiku? Ayolah… aku masih bisa melakukan hal yang lebih masuk akal daripada itu.

Tidak perlulah engkau tau berapa banyak air mata yang mengaliri pipi saat aku terbawa dalam kenangan tentangmu. Rindu itu hanyalah hal biasa, sedikit kesibukan akan mampu mengobatinya, sibuk berdoa misalnya. Itu adalah caraku memperhatikanmu dengan sangat rahasia. Kapan aku bisa berhenti mengganggu tuhan karena selalu merapal namamu? Entah telah Berapa bosankah ia mendengar aku meneriakan namamu dalam doa yang sama di waktu yang berbeda.
By : Litha Raeska Rafius

Komentar

Postingan populer dari blog ini

makalah kritik dan esai

Review Jusz Spray

Sayap-Sayap Patah (Kahlil Gibran)