Raga yang Tak Terhargai


Entah bagaimana aku kelak
entah bagaimana kau nanti
entah bagaimana kita di masa depan
apakah masih bertemu
apakah masih kau ingat memori 
tentang aku ? tentang kita ?
yang pernah ada tawa mengisi hati
yang pernah ada kebersamaa mengiringi langkah

hingga tiba saat aku mulai mencintaimu
kau pergi.. menjauh...
meninggalkan aksu dalam kepingan tentangmu
meninggalkan aku di tengah reruntuhan kebersamaan dahulu

untuk apalagi diri termangu?
yang seharusnya aku pergi
tapi malah terjebak dalam kenangan
namun hati masih menghadapmu
dalam sunyi, sepi, rindu itu menari berputar-putar mengelilingiku
berupa bayangan dengan suara tawa yang renyah

semakin lama tarian itu semakin merapat
menyempit hingga aku merasa sesak
di pagut oleh kerasnya rasa rindu
cinta yang tak pernah di hargai
jiwa yang pernah di sia-siakan
raga yang pernah terlupakan
hingga tangis yang kini di undang
aku masih bertahan dalam secuil kenagan dahulu
dengan segenggam cinta yang masih penuh tersisa

By : Litha Raeska Rafius

Komentar

Postingan populer dari blog ini

makalah kritik dan esai

Review Jusz Spray

Sayap-Sayap Patah (Kahlil Gibran)