ramaiku, sepiku


selisik keramaian menikam tanpa nyata
kalbuku mulai melemah dari sekian banyaknya sukma yang pernah merintih dahulu
singgahu ranting-ranting jiwaku yang sepi
mulai ia menari-nari bersama lingkaran kabut asap tentang kehidupan
sejenak terasa , lalu hilang
meninggalkan ku di tengah reruntuhan dedaunan sisa keramaian

mendesak hatiku tuk semakin ngilu
aku terdiam sudah
ramaiku telah terbang dengan saya patahnya
dan mendarat di sebuah dataran asing
sungguh semua telah mengajariku tuk diam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

makalah kritik dan esai

Review Jusz Spray

Sayap-Sayap Patah (Kahlil Gibran)