Waktunya pulang

telah mulai langkahku goyah
telah lunglai tubuhku sudah
telah menetes air mataku miris
masih aku anggap itu mimpi

aku lelah berjalan tanpa arah
bak musafir yang kehausan mencari pelepas dahaga

tertindas oleh kehidupan
kunjung terus prahara menghujam
nestapa jiwa masih belum bosan menghampiri

namun hati ini berkeyakinan teguh
tuhan mengujiku
ketika aku merasa telah mulai lemah
Tuhan memberiku cobaan terus agar aku tetap kuat
bukan ia menindasku tapi menambah kekuatanku

meski terkadang penuh linangan air mata
meski kadang bercucuran keringat dingin
tapi itu membuatku sadar
hidup hanya seputar berdoa, dan usaha
lalu menuggu apa yang akan terjadi

ketika aku terjatuh, aku bangkit lagi
ketika aku menagis, ku seka dengan dengan jemariku tangan ku sendiri
hidup mengajarkanku arti kemandirian
semua takkan sirna hingga hidup itu sendiri berakhir
hingga Tuhan berkata padaku "pulanglah ! sudah waktunya"

By : Litha Raeska Rafius

Komentar

Postingan populer dari blog ini

makalah kritik dan esai

Review Jusz Spray

Sayap-Sayap Patah (Kahlil Gibran)