teruntukmu puisi ku


Tahukah kau mata ini berbinar ketika bertemu denganmu?
Sadarkah kau hati ini menguak dengan penuh air mata?

Aku melolong perih karena ingin pedulimu
Betapapun aku menghadiri selisik senyum
Kau masih menguasai semua bayangmu

Ingin rasanya perlahan ku menjauh
Tanpa ada harap, tanpa ada rasa, tanpa ada kau lagi
Tanpa ada rasa teracuhkan olehmu lagi
Dan tanpa ada rasa terpecundangi lagi

Namun masih belum kering rasanya aku mengeja
Merangkai kata demi kata
Melontarkan sebuah puisi nan tertoreh untukmu
Yang ku yakin akan kau takkan pernah mengerti
Puisi ini untukmu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

makalah kritik dan esai

Review Jusz Spray

Sayap-Sayap Patah (Kahlil Gibran)