Secercah Asa Sejuta Harapan

Perhatikanlah ufuk timur di hati ini
terukir beribu kalbu yang tak terkamus
pandangilah hari meringkuk kesunyian
disanalah hati terbata mencintaimu

sunyi telah mengendap menuju hatiku
menerjemaahkan rasa cinta yang tak pernah terbaca
hingga lelah langit menampung butiran uap
ia lepaskan dengan dinginnya hujan


aku mulai memetik tangkai-tangkai asa
lalu merajutnya menjadi rasa yang berarti
namun tidak begitu bagimu

hujan ini masih enggan tuk reda
ia baik sekali memperlakukanku
ia senantiasa disini bersamaku
menemaniku mengeja air mata


By : Litha Raeska Rafius

Komentar

Postingan populer dari blog ini

makalah kritik dan esai

Review Jusz Spray

Sayap-Sayap Patah (Kahlil Gibran)