Rasa Ini
Hari-hari sebelumnya mungkin hanya Tuhan dan aku yang tau tentang rasa ini,
tapi aku berharap kau bisa tau, dengan alasan sederhana aku tak ingin ada rasa
yang di pendam, hal yang di pendam itu seperti sesuatu yang menyesakan dada,
terutama ketika berada di dekat orang yang di maksud, menurut seorang penulis
puisi bernama Kahlil Gibran “tidak ada cinta yang tak terungkapkan, kecuali
oleh orang-orang yang terlalu mencintai dirinya sendiri” yaa pikir-pikir dia
kan juga manusia biasa, jadi gak semua omongannya itu bener, tapi pikir-pikir
lagi, ada benernya juga.
Ada sebuah hari dimana kau telah mengetahui rasa ini, aku harap
rasa ini tidak akan menjadi jarak di antara kita, berharap kita masih mampu
bercanda seperti sebelumnya, hanya saja, sejak hari itu kita masih belum
bertemu sampai saat ini
Akan ada hari dimana aku akan pergi, sebelum itu terjadi aku
masih sering saja bertanya-tanya, apakah kau takkan melupakanku? Atau
sebaliknya? apakah kau akan menyesali kepergianku atau malah meneteskan air
mata bahagia?
Di antara miliaran manusia, Tuhan pasti memiliki alasan mengapa
kita bertemu? Jika untuk sebuah perpisahan, itu masih sebuah alasan, bukan ?
Jika mungkin kau tidak bisa merasakan kehadiranku, barangkali
kau bisa mencoba merasakan bagaimana kehilanganku, mungkin aku hanyalah 1 dari
bongkahan manusia yang tak penting, tapi kamu? Dengan sebuah alasan klasik yang
mewakili perasaan ini, kau menjadi begitu berharga.
Bila ku pergi nanti, dan jika bagimu merindukanku adalah hal
yang berat, cobalah bagaimana caraku merindukanmu, entah berhasil entah tidak,
tapi hingga saat ini aku belum merasa bosan dengan cara tersebut untuk
merindukanmu. Dengan mengingatmu, aku tidak merasa terlalu sendiri…
By : Litha Raeska Rafius
Komentar