Untitled

Akhirnya kini ku hidup dalam kenangan, semua tertinggal di tempat itu, tempat dimana kita terbiasa bertemu dan kini tempat itu adalah tempat termakamkannya hati ini.

Tanpa harus memunafiki hati aku sampaikan bahwa aku merindukan segalanya, aku merindukan segalanya. Aku merindukan dia yang ku sayangi dengan lebih. Tapi entah berbalas entah tidak yang jelas amku tau pasti bahwa itu rindu

Hati ini tak pernah berhenti bertanya apakah di kehidupan kemudian akan ada kenangan indah yang mampu di ulangi, akankah aku mendapat tawa yang lebih setelah tawa terakhir kita di hari yang telah lalu?

Hingga saat ini, sebuah melodi yang mengingatkanku atasmu masih mampu membuatku menangis, seharusnya aku tau melodi itu luka, hanya saja dengan mendengarnya aku merasa berada dekat denganmu, jadi aku masih saja mendengarkannya berulang-ulang. Meski harus menangis berulang-ulang, jika itu darimu, hingga saat ini aku ikhlas


Lalu Tanya terakhirku , bisakah kau berhenti membuatku menangis ?


By : Litha Raeska Rafius 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

makalah kritik dan esai

Review Jusz Spray

Sayap-Sayap Patah (Kahlil Gibran)