Paksaan Do'aku
Tengil memang, nyinyir emang,
terlalu banyak bacotku terhadap Dia memang.
Aku selalu meminta-Nya
mengabulkan do’aku dalam setiap hadapku pada-Nya
Terlihat sangat-sangat memaksa
ketika aku selalu merapal namamu dalam setiap sembah sujudku kepada-Nya.
Meski pernah bahkan sering air pipi mengaliri pipi ketika aku terbawa dalam khayal dan angan tentangmu, tapi tak perlulah engkau tau beberapa banyak itu.
Meski aku berbicara lembut pada Tuhanku, tetap saja Ia tau bahwa hatiku sedang berteriak
Aku selalu dan selalu merapal namamu dalam setiap Do’aku, dan lagi-lagi kalimat itu, aku hanya mampu berharap agar Tuhan tidak bosan dan jenuh mendengarnya.
Terkadang aku berkehendak seolah-olah Tuhan tidak berbaik hati dengan adanya kata-kata “berbaik hatilah” padahal aku tau apa yang ku miliki selama ini sudah lebih dari cukup.
Misalnya saja “Dia memberiku kebahagiaan hanya dengan memberitaumu cara bernafas”
Lihatlah do’aku di kalimat terakhir, itu seperti memaksa dengan kata-kata “berbaik hatilah”
Aku selalu berharap agar Tuhan mau “berbaik hati” membukakan pintu hati beliau untukku
By : Litha Raeska Rafius
Komentar