Pernah Tidak
Pernah
tidak? Kau bangkit ketika kau tersungkur kemudian membuka hatimu demi
kebahagiaan dalam artian tanda kutip. Tapi ternyata kau tersungkur lagi bahkan
terpuruk. Hanya karena hati yang tak bisa bekerja sama dalam menyeimbangkan
bahagia dan perihnya. Sehingga kau merasa kau sudah begitu terlalu lama
bertahan dan terjebak dalam satu rasa sakit yang kau telan hidup-hidup karena
begitu cintanya kau akan sumber luka itu.
Pernah
tidak? mencoba menghindari suatu luka dengan menguak luka lain? Tidam peduli
pada bagaimana nantinya akan terluka lagi karena yang kay tau kau hanya ingin
terlepas dari pedih yang kau rasakan saat ini. melarikan diri agar bisa
terlepas dari luka yang saat ini kau tahan. Kau menaruh harapanmu kepada
seseorang agar terlepas dari lukamu saat ini. Namun ternyata? Luka baru, baru
saja terbuka. Hati itu ternyata salah arah. Bukan seharusnya menghadap kesana.
Luka baru itu telah menjadi milik orang. Hanya saja, bagi orang yang
memilikinya kelak, itu adalah kebahagiaan. Semuanya seperti "terluka itu
bagianku"
Ahh
ya.. Sepertinya aku masih harus memelihara luka ini. sepertinya luka ini masih
betah berpihak disampingku. Segalanya seperti.. "terluka memang
bagianku"
Pernah
tidak? Kau merasa begitu lelah. Saking lelahnya kau terseok berwudhu, kemudian
berdoa agar tuhan mau mengangkat hatimu. Mencabutnya hingga kau tak punya lagi
cinta untuk duniamu. Kau serahkan seluruh hati bersama cintanya hanya
untuk-Nya.
Komentar